BSIP Lahan Rawa Hadiri Rapat Koordinasi Pertanian Modern di Dadahup
Dadahup, 4 Oktober 2024 - BSIP Lahan Rawa turut berpartisipasi dalam Rapat Koordinasi Kegiatan Pertanian Modern yang diselenggarakan di Ruang Rapat BWS Kalimantan II, Dadahup. Rapat ini dipimpin oleh Prof. Dr. Ir. Andi Muhammad Syakir, MS dan dihadiri oleh para ahli pertanian, akademisi, serta pemangku kepentingan untuk membahas strategi optimalisasi lahan tidur di kawasan Dadahup A4, A5, dan B2 seluas 200 hektar yang akan ditanami komoditas padi.
Prof. Made Subiksa dalam kesempatan tersebut menjelaskan bahwa lahan yang akan digarap merupakan lahan terlantar yang sudah tidak diolah selama 18 tahun. Lahan ini merupakan peralihan antara lahan pasang surut dan lahan lebak, sehingga pengelolaan tata air menjadi faktor kunci keberhasilan budidaya padi. Prof. Made juga menekankan pentingnya pelaksanaan SOP budidaya padi yang benar, seperti pembersihan akar-akar semak, penyiapan pipa-pipa tambahan untuk sistem pengairan, serta memastikan ketersediaan sarana produksi pertanian (saprodi) tepat waktu.
Prof. Dr. Ir. Khairil Anwar, MS yang hadir sebagai narasumber, menyampaikan bahwa tantangan utama yang dihadapi pertanian di Dadahup adalah risiko banjir, air dengan kadar asam tinggi, serta keracunan unsur Fe dan Al pada tanaman padi. Untuk mengatasi hal ini, disarankan pembangunan tanggul keliling dengan skala polder besar dan mini polder, masing-masing berukuran 12-18 hektar. Selain itu, setiap saluran air, baik sekunder, tersier, maupun kuarter, perlu dilengkapi dengan pintu pengatur muka air agar aliran air dapat dikelola sesuai kebutuhan budidaya padi.
Dalam penerapan pertanian modern, proyek ini juga melibatkan petani milenial dengan kualifikasi beragam, mulai dari lulusan SD hingga S1 dari masyarakat lokal, serta petani dari Jawa dengan tingkat pendidikan S1. Meskipun demikian, prioritas tetap diberikan kepada masyarakat setempat dan alumnus Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan).
Sistem budidaya yang diterapkan dalam program pertanian modern ini meliputi tanam benih langsung (Tabela) menggunakan drone, tanam pindah dengan rice transplanter, serta tanam pindah secara manual (Tapin). Menurut Dit. Benih TP. Gunawan, benih padi yang digunakan sudah tersedia dan disimpan di gudang Pulang Pisau. Benih ini akan disiapkan dengan sistem dapok di Pulang Pisau, kemudian dipindahkan ke Dadahup setelah berumur dua minggu.
Untuk musim tanam Oktober-Maret ini, lahan seluas 100 hektar akan ditanami varietas padi Inpari 42 menggunakan sistem Tabela dengan drone, sementara 200 hektar lahan lainnya akan dikelola dengan rice transplanter. Proses tanam ini diharapkan dapat diselesaikan pada akhir Oktober 2024. Brigjen Anto menegaskan bahwa ketepatan setiap proses menjadi faktor penentu keberhasilan, sehingga timeline kegiatan disusun secara harian untuk memastikan kelancaran pelaksanaan.
Melalui sinergi antara pemerintah, petani, dan pemangku kepentingan lainnya, optimalisasi lahan tidur di Dadahup ini diharapkan dapat meningkatkan produktivitas pertanian di Kalimantan Tengah serta mendorong penerapan teknologi pertanian modern demi keberlanjutan sektor pertanian.